Skip to main content

Laporan Percobaan Kelentingan dan Koefisien Restitusi

LAPORAN PERCOBAAN KELENTINGAN DAN KOEFISIEN RESTITUSI







Disusun Oleh : Agung Wibowo
Kelas : VIII F




Karya Ilmiah Remaja( KIR )
MTsN KEPANJEN KIDUL


Kata Pengantar

          Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan YME karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulis sangat berterimakasih kepada Bpk. Ikhwanuddin M.Pd selaku pembimbing ekstrakulikuler KIR ( Karya Ilmiah Remaja ) yang telah membimbing dan membantu penulis dalam membuat laporan ini.
          Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan yang banyak dalam laporan ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penulis dapat menyempurnakan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat diambil manfaatnya dan dapat menjadikan inspirasi bagi pembacanya

Blitar, 24 Maret 2015

Penyusun          





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

          Kelentingan dan restitusi sebuah benda elastis berbeda – beda, seperti yang berada di laporan ini. Penulis membuat laporan ini dengan maksud memenuhi nilai dalam ekstrakulikuler KIR. Penulis meneliti kelentingan benda berdasarkan perintah dari Pembina ekstrakulikuler KIR

B. Tujuan

          Menentukan koefisien restitusi beberapa benda elastis

C. Manfaat

          Siswa dapat menggunakan konsep tumbukan untuk menentukan koefisien restitusi beberapa benda elastis.

D. Dasar Teori

          Berkaitan dengan tumbukan lenting sebagian, tidak lepas dengan adanya koefisien restitusi. Koefisien restitusi (e) didefinisikan sebagai harga negative dari perbandingan antara beda kecepatan kedua benda yang bertumbukan lenting sempurna. Secara matematis dirumuskan : e = √( h/ho ). Dengan h adalah tinggi pantulan pertama dan ho adalah benda tinggi mula-mula.

          Nilai koefisien restitusi terbatas, yaitu antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1). Untuk jenis tumbukan lenting sempurna, e = 1. Sedangkan untuk jenis tumbukan tak lenting sama sekali, e = 0. Harga e untuk tumbukan lenting sebagian adalah 0 < e < 1

E. Alat dan Bahan

a. Karet pentil
b. Karet mentah
c. Karet matang
d. Meteran kain

F. Langkah Kerja

1. Bentangkan meteran ( 1,5m ) dengan posisi vertical posisi nol diatas
2. Pasang karet pentil pada titik nol meteran
3. Kemudian pasang beban sendok pada bagian bawah karet, sehingga karet menjadi lentur.
4. Ulangi langkah (c) untuk sendok kedua, ketiga, dan seterusnya. Masukkan hasil kedalam tabel
5. Ulangi langkah kerja di atas dengan karet yang berbeda.


BAB II
ISI

A. Hasil Percobaan
A.     

No

Benda
Pertambahan Panjang Ke . . . (cm)

Harga e
I
II
III
IV
V
1.

2.

3.
Karet pentil

Karet mentah

Karet matang
13 cm

11,5 cm

13,5 cm
14 cm

13 cm

17 cm
15 cm

14 cm

20 cm
16 cm

16 cm

26 cm
17 cm

18 cm

31 cm
1.14,1.18,1.22,1.26,1.3
1.07,1.14,1.18,1.26,1.34
1.16,1.3,1.41,1.61,1.76

B. Grafik

C. Pembahasan
          Benda lentur merupakan benda yang dibutuhkan oleh beberapa orang. Pada kendaraan beda lentur ini digunakan pada ban yang dibuat memiliki tekstur yang lebih kuat daripada karet yang diuji pada laporan ini. Fungsi dibuatnya ban dari karet ini agar pengendara tidak mudah tergelincir pada medan yang basah. Beda lentur juga terdapat pada dalam tubuh manusia yaitu, tulang rawan yang memiliki tekstur lentur yang berfungsi sebagai pelindung organ tubuh manusia dan masih banyak lagi. Kegunaan benda lentur ini sangat dibutuhkan oleh manusia, apabila di dunia ini tidak ada benda lentur, manusia pasti akan mengalami berbagai masalah dalam kehidupannya.


BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

          Pada percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu benda memiliki kelenturan yang berbeda-beda seperti halnya percobaan diatas bahwa karet pentil memiliki kelenturan yang kurang daripada karet mentah dan karet matang karena tekstur karet pentil lebih kuat daripada karet matang dan karet mentah. Karet mentah memiliki tekstur dan kelenturan yang lebih kurang daripada karet matang. Karet matang memiliki kelenturan yang paling baik dari kedua karet lainnya, karena memiliki tekstur yang kurang padat daripada kedua karet tersebut.

          Suatu benda lentur memiliki batas kelenturan maksimal dan apabila sudah mencapai batas kelenturan tersebut benda lentur tersebut sudah tidak bisa lagi memanjang dan apabila melebihi batas tersebut benda lentur tersebut akan putus. Pada percobaan yang saya lakukan karet yang mudah putus adalah karet matang karena karet ini memiliki tekstur yang kurang padat daripada karet pentil dan karet mentah. Suatu benda dikatakan lentur dan elastic apabila dapat memanjang dari panjang semula apabila diberikan suatu gaya.


Comments

Popular posts from this blog

Laporan Percobaan Listrik Statis dari Jeruk

LAPORAN PERCOBAAN LISTRIK STATIS DARI JERUK Disusun Oleh : Agung Wibowo Kelas : VIII F Karya Ilmiah Remaja( KIR ) MTsN KEPANJEN KIDUL Kata Pengantar           Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan YME karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulis sangat berterimakasih kepada Bpk. Ikhwanuddin M.Pd selaku pembimbing ekstrakulikuler KIR ( Karya Ilmiah Remaja ) yang telah membimbing dan membantu penulis dalam membuat laporan ini.           Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan yang banyak dalam laporan ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penulis dapat menyempurnakan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat diambil manfaatnya dan dapat menjadikan inspirasi bagi pembacanya. Blitar, 24 Maret 2015 Penyusun           BAB I PENDAHULUAN   1.1. Latar Belakang           Kita tahu, dibalik bentuknya yang kecil ternyata jeruk mempunyai manfaat

Laporan Percobaan Listrik Statis Dari Blimbing Wuluh

LAPORAN PERCOBAAN LISTRIK STATIS DARI BLIMBING WULUH Disusun Ole h : Agung Wibowo Kelas : VIII F KaryaI lmiah Remaja ( KIR ) MTsN KEPANJEN KIDUL Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan YME karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulis sangat berterima kasih kepada Bpk. Ikhwanuddin M.Pd selaku pembimbing ekstrakulikuler KIR ( Karya Ilmiah Remaja ) yang telah membimbing dan membantu penulis dalam membuat laporan ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan yang banyak dalam laporan ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penulis dapat menyempurnakan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat diambil manfaatnya dan dapat menjadikan inspirasi bagi pembacanya. Blitar, 24 Maret 20 15                                                                                                                       Penyusun BAB

Relasi Logik dan Operasi Logik Gerbang Dasar

R ELASI LOGIK DAN OPER ASI LOGIK GERBANG DASAR By : Agung Wibowo A. Relasi Logik Informasi dalam bentuk sinyal 0 dan 1 saling memberikan kemungkinan hubungan secara logik. Fungsi dasar relasi logik adalah : Fungsi AND, OR, dan Fungsi NOT. Disamping ketiga fungsi dasar tersebut ada beberapa fungsi logik yang sering digunakan yaitu : Fungsi EXCLUSIVE OR ( EX-OR ) dan Fungsi EQUIVALENCE. Di dalam Eletronika, fungsi fungsi logik diatas dinyatakan dalam bentuk : Simbol, Tabel Kebenaran, Persamaan Fungsi dan Diagram Sinyal Fungsi Waktu. (putro, 2014) B. Operasi Logik Gerbang Dasar Operator logika adalah operator yang digunakan untuk membandingkan dua buah nilai logika. Aturan –aturan dalam logika sebagai berikut. 1. Suatu keadaan tidak dapat dalam keduanya benar dan salah sekaligus. 2. Masing-masing adalah benar/salah. 3.Suatu keadaan disebut benar bila tidak salah Nilai   logika   adalah   nilai   benar   atau   salah.   Jika   sebelumnya   pada   relasi   Logi

Konversi bilangan, Tata cara, dan Soal&Jawaban

KONVERSI BILANGAN, TATA CARA, dan SOAL&JAWABAN BY : AGUNG WIBOWO v   Bilangan Biner (bilangan bebasis dua. Bilangannya (0, 1) v   Bilangan Oktal (bilangan berbasis delapan. Bilangannya (0,1,2,3,4,5,6,7) v   Bilangan Desimal (bilangan berbasis sepuluh. Bilangannya (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) v   Bilangan Heksadesimal (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F) 1.       BILANGAN DESIMAL KE BILANGAN BINER Cara konversi bilangan decimal ke biner adalah dengan membagi bilangan decimal dengan 2 dan menyimpan sisa bagi per setiap pembagian terus hingga hasil baginya < 2. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. (Widayan, 2014) Contoh: 125(desimal) = .... (biner) 135/2 = 67 sisa bagi 1 84/2= 42   sisa bagi 1 31/2=15   sisa bagi 1 25/2 = 12  sisa bagi 1 7/2=3         sisa bagi 1 3/2=1       sisa bagi 1 2.       BILANGAN DESIMAL KE BILANGAN OKTAL Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal deng

Percobaan Listrik Statis dari Buah Mentimun

LAPORAN PERCOBAAN LISTRIK STATIS DARI BUAH MENTIMUN Disusun Ole h :      1. Agung Wibowo                     4. Jihan Rahayu Indah S. 2. Azriel Restu F.                       5. Sukma Ayu T. S.                                  3. I’anatul Fadilah                       6. Widya Andini Kelas : IX B MTsN KEPANJEN KIDUL Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan YME karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulis sangat berterima kasih kepada Bpk. Sunan Hadi S.Pd selaku pembimbing Ilmu pengetahuan Alam (IPA) yang telah membimbing dan membantu penulis dalam membuat laporan ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan yang banyak dalam laporan ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penulis dapat menyempurnakan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat diambil manfaatnya dan dapat menjadikan inspirasi bagi pembacanya. Blitar, 08 Desember 2015 Penyusun